Bagi pembaca yang pernah tinggal di kota paser pasti udah tau apa itu kepohonan, sebuah mitos yang saya gak tau berasal dari mana, namun di percaya hampir semua masyarakat paser, masyarakat paser meyakini jika kita atau seseorang mengginginkan makanan atau di tawari makanan maka ia harus mencicipi makanan tersebut meski hanya sebutir nasi atau setetes air saja, ( kecuali kalau sedang berpuasa), masyarakat paser sering menyebutnya dengan istilah "nyantap".
Beberapa hari lalu saya membaca di detik.com tentang wawancara seorang tetangga dari Mayor (pnb) Sobiq Fanani seorang pilot yang membawa pesawat Puma milik Lanud Atang Sanjaya jatuh pada hari Jumat (12/6/2009) sekitar pukul 14.10 WIB. beikut ini petikan wawancara dengan tetangga Mayor (pnb) Sobiq Fanani yang saya kutip dari detik.com
"Jadi tadi bapak menyaksikan dulu ada yang menikah, foto-foto segala. Terus pas mau makan ditelepon untuk terbang. Kata saya dan istrinya kasihan banget bapak enggak makan dulu," jelas tetangganya, seorang ibu yang enggan disebutkan namanya, di Blok F III No I, Kompleks Perumahan perwira Lanud Atang Sendjadja, Bogor, Jumat (12/6/2009).
Dari wawancara tersebut seorang ibu menceritakan bahwa Mayor (pnb) Sobiq Fanani tidak sempat mencicipi makanan dalam hidangan pernikahan tetangganya. Apakah itu yang di sebut " kepohonan"?
Penjelasan Ilmiah Tentang Kepohonan
Saya pernah melihat sebuah acara televisi di discovery chanel, ketika sebuah lembaga melakukan penelitian tentang reaksi denyut nadi seseorang saat melihat bahaya atau sesuatu yang tidak menyenangkan, dalam penelitian tersebut seorang relawan di dudukan di sebuah kursi dan di tempeli beberapa alat untuk mendeteksi denyut nadi, kemudian dihadapannya ada sebuah layar lebar yang menampilkan gambar secara random atau acak foto-foto menyenangkan dan tidak menyenangkan, atau bahkan menyeramkan, peneletian awal menujukan bahwa denyut nadi seseorang meningkat bersamaan dengan tampilnya foto menyeramkan di layar, namun setelah di teliti lebih detail dengan toleransi waktu yang di perkecil, penelitian itu justru menemukan hal lain, Ternyata Denyut nadi relawan tersebut justru naik beberapa mili detik lebih awal dari tampilnya gambar menyeramkan di layar, seolah olah relawan tersebut mengetahui lebih awal beberapa mili detik sebelum gambar menyeramkan itu muncul.
Dari penelitian tersebut saya meyakini bahwa manusia mampu merasakan adanya bahaya atau sesuatu yang tidak menyenangkan sebelum sesuatu itu betul betul terjadi, hal ini sering kita sebut dengan firasat.
Saya pernah mengalami hal ini, ketika saya masih bekerja di tambang batubara milik PT. Kideco Jaya Agung. Waktu itu saya dan beberapa teman tengah berada di suatu pondok ata bangunan di area tambang, saat itu sebetulnya sedang akan di mualai blasting ( proses penghancuran tanah dan batu dengan bahan peledak) dan sebetulnya kami sudah di larang untuk berdiam di pondok itu, namun karena cuaca sangat panas, maka kami pun ngumpet di sana, ketika kami sedang asyik ngobrol, seorang teman kami nyeletuk " ah bikin kopi ah" sambil beranajak dari tempat duduk nya hendak mengambil gelas, nah terpancing dengan omongan teman itu kami pun entah mengapa kompak juga beranjak dari tempat duduk dan berjalan keluar untuk mengambil gelas, dan betapa kagetnya kami ketika beberapa langkah keluar dari pondok tersebut sebuah batu besar yang terpental saat proses blasting, melayang dan jatuh menimpa pondok dan menembus atap jatuh tepat di tempat kami duduk tadi, Bisa di bayangkan bagai mana jika kami tidak beranjak dari tempat duduk,
Dari kejadian itu saya meyakini adanya firasat ketika sesuatu akan terjadi pada kita, nah mungkin saja keinginan kita untuk mencicipi sebuah makanan atau yang di sebut " nyantap" kata orang grogot sini, merupakan sebuah firasat tentang adanya sebuah bahaya di depan kita,. atau di sebut juga dengan istilah kepohonan. hmmm percayakah anda?? wallahu"alam..tentu saja only god knows why...
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.