Sejuta rasa kecewa telah tersimpan dalam hati membawa perih yang tiada tara, kesalahan dan kesalahn tlah menyeretku ke dalam arus yang deras.. membenturkan kepalaku di dinding batu tajam, tak ada yang bisa ku ajak bicara, semua menikamku dengan tuntutan kewajiban yang harus ku penuhi, tanpa tau apa dan dimana kini aku berada,, tak ada yang peduli perasaanku....
kekecewaan dan keterpaksaan yang merenggut bahagiaku, memusnahkan harapan, menjejaliku dengan ratusan keranjang beban,,,mematikan semangat untuk bernafas, bahkan jantungku pun seolah enggan tuk berdetak, bagai mana jika masalahhku ada di selimutku, di baju yang kukenakan dan di setiap halai kain yang menutupi tubuhku, haruskah ku tanggalkan semua, ku biarkan dan mempermalukan diri, ataukah ku abadikan semua duka yang menyelimutiku? den membiarkan diriku usang di makan waktu, hidup selalu dalam duka lara yang mendalam?? tak ada yang mengerti perasaanku..
Akan kah hidup ini berlalu dan berakhir begitu saja?? seperti air sungai yang keruh, yang setiap likunya di hujani dengan ratusan ton sampah, yang menungganginya namun kemudian justru menutupi sisa jalan yang tersendat, hingga aku harus mencari jalan yang tidak semestinya meluap membabibuta menebarkan amarah dan menyisakan bau menyengat dan pada akhirnya aku dihujani ribuan cacian bahwa akulah sumber bencana ini,,.. padahal kemankah sampah itu yang tlah menutupi jalanku, setelah ia ku antarkan ke tempat yang di inginkannya, akankah dia mendapat hukuman yang setimpal?? ataukah aku yang lagi² harus menanggung nya?? tak ada yang membenarkanku...
Aku tak pernah menyamakan derajatku dengan malaikat, namun aku juga tak serendah binatang, aku hanyalah air yang tercipta menjadi keruh? tak ada kuasaku untuk menyalahkan sang pencipta, tak pernah sedikitpu ku berniat tuk menghujatNya.. namun haruska kupertanyakan ke adlilanNya? jika di percaya aku juga ingin menjadi air yang jernih, yang dalam bahagiaku juga menyejukan hati di sekelilingku, namun sungaiku tak sebagus sungainya, sungaiku melewati dusun kumuh ratusan kilo,. tak seperti sungainya yang melewati hutan sejuk,, tanpa sampah di punggungnya tanpa perlu meluapkan diri,, tanpa perlu di cacimaki...
akan ku biarkan diri ini menjadi nista, akan ku lewati rintangan, takan kubiarkan ku seperti air keruh itu, namun dimanakah jalanku tuk membersihkan diri, apakah semuanya sudah terlambat, adakah kata terlambat tuk memperbaiki diri? namun kemankah jalan yang harus ku tempuh, haruskah ku katakan pada setiap orang bahwa bukan aku yang salah, lantas jika orang bertanya " apakah kamu tidak punya salah??" harus kah aku berbohong dan berkata " ya aku tak punya salah, semua itu salahnya" namun dimanakah kejujuranku harus ku sembunyikan, dan apakah ada orang yang mau percaya,, hingga suatu saat mereka juga kan mencaciku lagi... karna mendustakan kebenaran.. tak ada kesimpulan tak ada titik temu,, semua harus berjalan seperti ini, hingga suatu saat aku menjadi tua dan mati tanpa pernah merasakan bahagia yang sesungguhnya..... jika itu yang harus terjadi maka aku akan sangat merindukan kematian, karena dengan begitu berakhir sudah deritaku.. namun aku juga tak pernah tau apakah hidup setelah mati akan lebih baik?? aku bukan orang baik dan aku bukan orang yang beruntung, kata yang tepat buatku adalah aku orang jahat yang malang,. kehidupan menyakitkanku, kamatian pun menyakitkantku. Na'udubillah min dzalik
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.